Saturday 14 November 2015

Asal usul desa makam


Kisah-kisah para Demang Perdikan Cahyana, Desa Makam

Cerita ini aku tulis secara ringan jadi biar yang baca juga ga puyeng lagian udah banyak yang nulis sejarah perdikan Cahyana secara lengkap mulai dari Syech Jambu Karang sampai dihapusnya desa Perdikan menjadi desa biasa....cekidot
Awalnya Perdikan Cahyana hanya ada satu Demang yaitu Ki Lurah Saratiman (Makamnya ada di Gedhong Rajawana bagian bawah. Pada waktu itu Perdikan Cahyana masih berada dibawah Kerajaan Demak. Setelah Belanda berkuasa di Indonesia Belanda membagi Perdikan Cahyana menjadi 21 Kademangan dan memindahkan Perdikan Cahyana dibawah Keraton Surakarta.
21 Kademangan berada di kecamatan Rembang dan kecamatan Karangmoncol tapi aku fokus sama Demang di Makam aja. Di Makam Demang ada 8 yaitu:
1. Makam Wadas
2. Makam Bantal
3. Makam Kamal
4. Makam Tengah
5. Makam Jurang
6. Makam Dhuwur
7. Makam Kidul
8. Makam Panjang
 Cara memimpin tiap Demang tentu berbeda-beda tergantung kepribadian masing-masing. Pada zaman kademangan semua tanah adalah milik Demang. Para Demang mempunyai wilayah kekuasaan masing-masing. Masyarakat yang membutuhkan tempat tinggal atau sawah tinggal matur/minta sama Demang. Misal si A ngadep Demang minta tanah buat tempat tinggal nanti Demang nanya "kamu ingin tinggal disebelah mana?" Misalnya minta didekat kali, kalau memang tempat itu kosong dan demang setuju si A bisa menempatinya. Demang juga"Wani nglungakena aweh ndodokena" yang artinya berani memindahkan dan memberi tempat penggantinya. Misal, si A minta pindah rumah ke dekat pasar padahal rumah dekat pasar ditempati oleh si B nanti Demang akan memanggil B dan menanyakan apa B bersedia pindah? kalo iya mau pindah kemana? kalo si B bersedia dan mendapatkan tempat tinggal penggantinya maka si A dapat menempati bekas tempat tinggal si B. Jadi Demang mengatur tempat tinggal para warganya.
Ada juga cerita orang wangan sprit(saluran irigasi) menghadap Demang Makam Bantal. Orang itu meminta sawah dan hari itu harus diberi. Mbah Demang menjawab "iya nanti". Besoknya orang itu datang lagi pokoknnya harus hari ini akhirnya Mbah Demang menjawab "kamu koq kaya mau mati besok aja minta hari ini harus hari ini". Besoknya orang itu benar benar meninggal. Tapi mungkin itu hanya kebetulan terjadi bukan berarti Mbah Demang Makam Bantal itu sakti.
Ini juga cerita tentang Demang Makam Bantal lagi, suatu malam Mbah Demang sedang lalar(melihat keadaan di malam hari)/inspeksi. Dijalan beliau menemui seorang ibu dengan anaknya yang masih kecil. anak kecil tersebut sedang buang air besar, ketika mbah Demang lewat dikira suaminya sedang lewat untuk ronda,karena hari itu suaminya giliran ronda. Dia meminta tolong" suaminya" untuk menceboki anaknya karena anak yang satunya rewel. Mbah Demangpun menceboki anak kecil tersebut. Ketika dirumah orang yang dikira suaminya ga masuk-masuk, tidak lama suaminya pulang dan bertanya kenapa ga cepet2 masuk rumah suaminya bilang dia baru pulang ronda. Istrinya tanya apa tadi lewat sini? ga katanya, lha trus sapa yang tadi nyebokin anaknya? Besoknya dia nyari info dan ternyata Mbah Demang yang melakukanya. Mbah Demang Makam Bantal adalah orang yang sangat religius dan jika ngendika/bicara tutur katanya halus.
Untuk sawah wargapun dapat menggarapnya dengan meminta pada Demang. Zaman itu sawah digarap secara bergantian atau dinamakan "Kemakmuran" atau "Ubengan=putaran=bergantian"
Demang Makam Wadas menggunakan cara itu tapi ga tau dengan Demang yang lain apa maro/mertelu. Jadi 4 - 5 orang menggarap sawah sebahu(7000 meter persegi) dan hasilnyapun mereka yang mengambil dan memanfaatkanya,karena Demang sudah punya sawah yang digarap untuk sendiri.
 Mbah Wadas tiap habis panen,hasil panen ditata dapat berapa sangga(jaman itu padi diikat). Nanti dibagi sepuluh bagian. sembilan bagian menjadi milik Demang satu bagian dibagi untuk para fakir miskin, yatim piatu, para janda, Lebe/Kayim(orang yang mengurus masalah keagamaan). Cara ini di sebut"Sepuluh Gugur Sanga". Kadang aku heran dengan orang yang bilang Demang memperkaya diri, aduuuh kalo gitu aku dari dulu udah kaya raya. Rumah mbahku mentereng hahaha kadang aku ketawa kalo ngobrolin soal ini. tapi ga tau ya sama Demang yang lain.....
Demang-demang zaman itu sangat melindungi para janda, jadi mereka dijamin untuk urusan sandang pangan. jika mereka menikah lagi biaya pernikahan ditanggung oleh para Demang. Jika janda itu warga Makam Wadas yang menanggung Demang Makam Wadas,begitu juga dengan yang lain.

3 comments:

  1. Alangkah baiknya kalau asal usul nama Desa Makam ini ada sumber rujukannya sehingga pembaca atau penikmat sejarah lebih yakin dan terkesan lebih objektif. Paling tidak ada contoh catatan berupa struktur dan sistem tata kelola Kedemangan saat kepemimpinan Demang.

    ReplyDelete
  2. Assalamualaikum wr wb.
    Setelah kita membaca sedikit kisah asal usul Desa Makam diatas kiranya cukup mbantu wawasan kita akan sejarah Ds Makam yg dimulai dari jaman Kademangan sampai dengan masa setelah Indonesia Merdeka. Namun sayang sekali dari penjelasan itu belum menunjukan sumber data yg bisa dipertanggungjawabkan. Setidaknya sumber data yang terkait Surat Keputusan nama Ds Makam berikut susunan perangkatnya. Sehingga dari situ bisa diketahui kapan Ds Makam mulai berdiri. Namun terlepas dari ketidaklengkapan sumber referensi paling tidak ada sedikit gambaran bahwa Ds Makam dulunya adalah termasuk dari kekuasaan salah satu Kerajaan di Jawa Tengah. Sebagai penikmat sejarah Ds Makam saya berharap semoga kedepan ada buku atau referensi yang bisa membuka sejarah asal-usul Ds Makam secara lengkap.

    ReplyDelete
  3. Setuju sekali sebenarnya saya juga tertarik dg artikel asal usul desa makam untuk di himpun buat wawasan generasi masa yg akan datang,mudah mudahan ada yg melengkapi informasi yg lebih detil dari masing masing Demang siapa nama nama beliau sampai penerusnya

    ReplyDelete